Selasa, 04 Februari 2014

Menunggu dan Menjaga


Maka jika sajak ini tak sampai padanya...
...
...
Sebuah dermaga tercipta untuk penantian
Juga cerita tentang berpamitnya matahari senja pada camar – camar
Seseorang juga menunggu di ujungnya
Mengingat kembali bayang – bayang sambil menyongsong malam
Menatap langit yang pantulkan gemerlap bintang yang beradu dengan cahaya lampu
Menerpa wajahnya yang sendu
Menyampaikan salam dari bait – bait doa dalam sujud
Dengan pinta yang tak putus – putus
Suatu hari, mereka akan bertemu


Di salah satu sudut, banyak bibir yang mengucap cinta
Bersama bunga dan jumpa yang tak seharusnya
Jika mereka lalui malam yang dikutuki langit kelam
Maka benih yang lahir darinya kelak
akan berakhir di gang – gang sempit atau kanal – kanal kotor,
dibungkus plastik lusuh
kelak akan menjadi saksi bisu
hasil cinta bernama nafsu
dan jika mereka sampai pada janji suci
maka akan menguap seketika segala kata indah
sebab sejak awal memang hanya semu yang dipuja
setelah lewat masa
maka lenyap pula semua!

Maka sebab itulah,
seseorang itu masih di sana
menemani dermaga menanti matahari pagi
sambil mengucap pinta untuk sebuah jumpa

Ia menunggu, karena tak ingin ia beranjak,
tinggalkan bingkai keanggunan
yang telah ada sejak ia dicipta..

Ia menjaga, sebab tak banyak lagi yang peduli
pada warna awan
dan sebab suci seolah tak lagi punya arti

Dan sebuah sajak telah tercipta, tanpa sebuah nama penerima
Maka jika sajak ini tak sampai padanya...
Akan berdengung sebuah tanya,
tentang menunggu dan menjaga
Mengapa kau tetap bertahan?
Katanya,
Sebab beginilah adanya
Karena
Aku
Adalah
Wanita

#ArRifa'ah (2012).



0 komentar:

Posting Komentar